Tata Cara Pelaksanaan Umroh Sesuai Sunnah
Tata Cara Pelaksanaan Umroh – Umroh adalah ibadah yang dilakukan di Baitullah atau Ka’bah dengan cara yang telah ditentukan oleh syariat Islam. Umroh dapat dilakukan kapan saja di luar waktu yang makruh, seperti bulan Ramadhan, hari-hari tasyrik, dan hari-hari haji. Umroh memiliki keutamaan dan hikmah yang besar, seperti menghapuskan dosa-dosa, mendekatkan diri kepada Allah, dan meneladani Nabi Ibrahim AS dan keluarganya.
Untuk melaksanakan umroh dengan baik dan benar, kita harus mengikuti tata cara umroh sesuai sunnah yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Berikut ini adalah Tata Cara Pelaksanaan Umroh secara lengkap dan sesuai sunnah beserta bacaan dan doanya:
1. Persiapan sebelum ihram.
Anda harus mandi junub, memakai wewangian, memotong kuku, menipiskan kumis, mencukur bulu ketiak dan kemaluan, dan memakai pakaian ihram. Pakaian ihram bagi laki-laki terdiri dari dua lembar kain putih yang tidak berjahit, sedangkan bagi perempuan adalah pakaian yang menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.
2. Berihram dari miqat.
Anda harus berihram dari tempat yang telah ditentukan oleh Rasulullah SAW, tergantung dari arah datangnya. Ada lima miqat yang utama, yaitu Dzulhulaifah (untuk yang datang dari Madinah), Al-Juhfah (untuk yang datang dari Syam), Qarnul Manazil (untuk yang datang dari Najd), Yalamlam (untuk yang datang dari Yaman), dan Dzatu Irq (untuk yang datang dari Irak). Di miqat, Anda harus melakukan shalat sunnah ihram dua rakaat, kemudian membaca niat umroh dengan mengucapkan:
نَوَيْتُ الْعُمْرَةَ وَأَحْرَمْتُ بِهَا لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitul ‘umrata wa ahramtu biha lillahi ta’ala
Artinya: Aku niat umroh dengan berihram karena Allah Ta’ala.
3. Menuju ke Makkah. Setelah berihram, Anda harus menuju ke Makkah sambil membaca talbiyah sepanjang perjalanan dengan mengucapkan:
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ
Labbaikallahumma labbaik, labbaika la syarika laka labbaik, innal hamda wan ni’mata laka wal mulk, la syarika laka
Artinya: Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu, aku penuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu, sesungguhnya segala puji dan nikmat adalah milik-Mu, dan kerajaan adalah milik-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu
4. Thawaf. Setelah sampai di Makkah,
Anda harus masuk ke Masjidil Haram dan menuju ke Ka’bah untuk melakukan thawaf, yaitu mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran. Thawaf dimulai dari Hajar Aswad (batu hitam) dan berakhir di sana juga. Saat thawaf, Anda harus menghadap ke Hajar Aswad dan mengucapkan:
بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُمَّ إِيْمَانًا بِكَ وَتَصْدِيْقًا بِكِتَابِكَ وَوَفَاءً بِعَهْدِكَ وَاتِّبَاعًا لِسُنَّةِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Bismillahi Allahu akbar, Allahumma imanan bika wa tasdiqan bikitabika wa wafa’an bi’ahdika wa ittiba’an li sunnati nabiyyika Muhammadin shallallahu ‘alaihi wa sallam
Artinya: Dengan nama Allah, Allah Maha Besar, ya Allah dengan iman kepada-Mu, dan membenarkan kitab-Mu, dan menepati janji-Mu, dan mengikuti sunnah Nabi-Mu Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Kemudian Anda harus mencium atau mengusap Hajar Aswad jika memungkinkan, atau cukup mengisyaratkan dengan tangan sambil mengucapkan:
بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُ أَكْبَرُ
Bismillahi Allahu akbar
Artinya: Dengan nama Allah, Allah Maha Besar.
Saat thawaf, Anda juga harus mengusap dan mencium Rukun Yamani (sudut Ka’bah yang menghadap Yaman) jika memungkinkan, atau cukup mengisyaratkan dengan tangan tanpa mengucapkan apa-apa. Di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad, Anda disunnahkan membaca doa:
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Rabbana atina fid dunya hasanah wa fil akhirati hasanah wa qina ‘adzaban nar
Artinya: Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka.
Selain itu, Anda juga boleh membaca Al-Qur’an, dzikir, dan doa lainnya yang Anda inginkan selama thawaf. Anda harus mengikuti arah putaran Ka’bah yang searah jarum jam, dan memastikan bahwa seluruh tubuh Anda berada di luar Hijr Ismail (semicircular wall of stones opposite the north-west wall of the Ka’bah) saat thawaf. Bagi laki-laki, disunnahkan untuk melakukan ramal (berlari-lari kecil) pada tiga putaran pertama dan berjalan biasa pada empat putaran berikutnya, serta mengumandangkan dada kanan dan bahu kanan (idtiba’) selama thawaf.
5. Shalat sunnah dua rakaat. Setelah selesai thawaf,
Anda harus shalat sunnah dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim (tempat berdirinya Nabi Ibrahim saat membangun Ka’bah) jika memungkinkan, atau di tempat lain di Masjidil Haram. Pada rakaat pertama, Anda disunnahkan membaca surat Al-Kafirun, dan pada rakaat kedua, Anda disunnahkan membaca surat Al-Ikhlas.
6. Minum air zam-zam.
Setelah shalat sunnah dua rakaat, Anda harus minum air zam-zam sebanyak-banyaknya sambil berdoa dengan doa yang Anda inginkan. Rasulullah SAW bersabda:
مَاءُ زَمْزَمَ لِمَا شُرِبَ لَهُ
Ma’u zamzama lima syuriba lahu
Artinya: Air zam-zam sesuai dengan apa yang diminum dengannya.
7. Sa’i.
Setelah minum air zam-zam, Anda harus melakukan sa’i, yaitu berjalan bolak-balik antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Sa’i dimulai dari Shafa dan berakhir di Marwah. Saat berada di Shafa, Anda harus menghadap ke Ka’bah dan mengucapkan:
Baik, sayaSa’i adalah berjalan bolak-balik antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Sa’i dimulai dari Shafa dan berakhir di Marwah. Saat berada di Shafa, Anda harus menghadap ke Ka’bah dan mengucapkan:
إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَطَّوَّفَ بِهِمَا وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ اللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ
Innash shafa wal marwata min sya’aairillah, faman hajjal baita awi’tamara fala junaha ‘alaihi an yaththawwafa bihima, wa man tathawwa’a khairan fa innallaha syakirun ‘alim
Artinya: Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syiar-syiar Allah. Maka barangsiapa yang berhaji ke Baitullah atau berumrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan dan Maha Mengetahui .
Kemudian Anda harus berdoa dengan doa yang Anda inginkan, atau membaca doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW:
اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ حَجًّا مَبْرُورًا وَذَنْبًا مَغْفُورًا وَسَعْيًا مَشْكُورًا
Allahumma ij’alhu hajjan mabruran wa dzanban maghfuran wa sa’yan masykuran
Artinya: Ya Allah, jadikanlah ini haji yang mabrur, dosa yang terampuni, dan sa’i yang diterima .
Saat sa’i, Anda harus berjalan biasa, kecuali pada dua tempat yang ditandai dengan lampu hijau, Anda disunnahkan untuk berlari-lari kecil (harwala) jika memungkinkan
8. Tahalul
Setelah selesai sa’i, Anda harus melakukan tahallul,
Tahallul adalah mengakhiri ihram dengan mencukur atau memotong rambut kepala. Tahallul dilakukan setelah selesai sa’i, yaitu berjalan bolak-balik antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Tahallul adalah salah satu rukun umroh yang wajib dilakukan .
Bagi laki-laki, disunnahkan untuk mencukur seluruh rambut kepala (halq), atau minimal memotong sebagian rambut kepala (taqsir). Bagi perempuan, cukup memotong seujung jari kelingking dari rambut kepala . Dengan demikian, Anda telah menyelesaikan umroh dan boleh melakukan hal-hal yang sebelumnya dilarang saat ihram, seperti memakai pakaian biasa, memakai wewangian, bercumbu dengan pasangan, dan lain-lain.
Tahallul juga memiliki hikmah dan keutamaan, yaitu:
– Menyucikan diri dari dosa-dosa. Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ حَجَّ فَلَمْ يَرْفُثْ وَلَمْ يَفْسُقْ خَرَجَ مِنْ ذُنُوبِهِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ
Man hajja falam yarfuts wa lam yafsuq kharaja min dzunubihi kayawmi waladat-hu ummuhu
Artinya: Barangsiapa yang berhaji dan tidak berbuat nusyuz (berkata-kata kotor) dan tidak berbuat maksiat, maka ia akan keluar dari dosa-dosanya seperti hari ia dilahirkan oleh ibunya.
– Mendapatkan pahala yang besar. Rasulullah SAW bersabda:
الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ
Al-‘umrata ilal ‘umrati kaffaratu lima bainahuma wal hajjul mabruru laisa lahu jaza’un illal jannah
Artinya: Umroh ke umroh menghapuskan dosa-dosa yang ada di antara keduanya, dan haji yang mabrur tidak ada balasannya selain surga.
– Meneladani Nabi Ibrahim AS dan keluarganya. Tahallul mengingatkan kita akan kisah Nabi Ibrahim AS yang bersedia menyembelih putranya, Nabi Ismail AS, sebagai perintah Allah SWT. Allah SWT kemudian mengganti Nabi Ismail AS dengan seekor domba, dan memerintahkan Nabi Ibrahim AS untuk mencukur rambutnya sebagai tanda telah menyelesaikan haji. Tahallul juga mengingatkan kita akan kisah Siti Hajar, istri Nabi Ibrahim AS, yang berlari-lari mencari air untuk putranya, Nabi Ismail AS, di antara bukit Shafa dan Marwah, hingga Allah SWT menzalimi air zam-zam.
8. Tertib
Tertib adalah salah satu rukun umroh yang berarti melaksanakan semua rukun umroh sesuai dengan urutan dan aturan yang telah ditetapkan. Tertib juga berarti tidak melewatkan atau melompati salah satu rukun umroh tanpa alasan yang syar’i. Jika tertib tidak dipenuhi, maka umroh tidak sah dan harus diulang
Demikianlah Informasi Tentang Tata Cara Pelaksanaan Umroh Sesuai Sunnah. Semoga Kita smua dapa tmenlankan ibadah haji plus dan umroh dalam waktu dekat. Aamiin YRA
Baca Juga :
Sumber : Detik : Tata Cara Umrah Sesuai Sunnah, Mulai dari Ihram hingga Tahallul